Diary

“Amor Vincit Omnia”


Baru pertama kali saya baca kalimat “Amor vincit omnia” di buku yang ditulis Salim A. Fillah, Jalan Cinta Para Pejuang. Salim menceritakan tentang beberapa kisah cinta jaman dulu yang berujung tidak menyenangkan saat perasaan cinta itu tidak berada di jalan yang benar. Seperti amor vincit omnia, cinta yang menaklukan segalanya.untuk blog

Cinta. Kata orang memang kata tersebut susah dijelaskan artinya. Ada betulnya juga. Apalagi saat saat saya masih di usia remaja. Perasaan ‘suka’ pada lawan jenis kadang susah untuk diterjemahkan dan didefinisikan maknanya. Barangkali karena faktor kedewasaan serta antena pikiran yang belum dipanjangkan. Hehe.

Tapi, ada satu hal yang saya ingin ceritakan di sini. Soal kekuatan cinta yang nyaris susah diartikan itu. Cerita yang saya alami semasa remaja dulu.

***

“Tolong antarkan ke UKS (Unit Kesehatan Sekolah) sebentar ya, kepalaku pusing!” Bila, teman sebangku saat SMA itu, tiba-tiba saja mengeluh pusing. Kuraba pipinya, panas! Langsung saja saya dan beberapa teman yang lain membopongnya ke ruang UKS. Sebelum memasuki ruang itu, tiba-tiba ada kakak kelas yang digilai para adik leting, melintas.

“Tunggu, aku mau lihat dia dulu,” kata si Bila yang langsung berdiri tegak dan memandangi kakak kelas yang tinggi, putih, rambutnya rapi, giginya putih, dengan wajah agak oriental. Lupa namanya siapa. Ramadhan gitu deh nama belakangnya… “Kita balik saja ke kelas. Aku udah enakan.” Lanjut si Bila.

Sering saya mendapati kisah-kisah yang serupa. Bahwa perasaan cinta dapat menyembuhkan. Habiburrahman juga punya kisah yang sama ‘kan, di novel “Ayat-ayat Cinta”-nya? Maria sembuh setelah dinikahi oleh Fahri, suami orang yang telah lama ia cintai. O, ibu saya juga pernah mengeluh pusing dan langsung sembuh saat makan malam bersama ayah.

Memang, rupanya Allah tidak pernah Menciptakan sesuatu tanpa manfaat. Bahkan perasaan cinta yang sering kita anggap sepele. Dan sebaiknya kita juga harus menjaga perasaan cinta agar tidak keluar jalur, agar tidak menjadi “Amor vincit omnia” dan menaklukan segalanya, termasuk jiwa. Agar perasaan tersebut menjadi cinta yang menyembuhkan.

2 thoughts on ““Amor Vincit Omnia”

Leave a comment